Wednesday, May 7, 2008

Bertahan di Nusa Dua

Kamis| 27 03 2008 | 21:05 WIB
Foto dan Naskah :
Kompas / Agus Susanto

Siluet hitam dengan caping membentuk bayangan perlahan membawa perahu menuju arah matahari terbit di Selat Badung, Bali.

Kilatan percik air yang dipantulkan matahari sesekali menyilaukan mata. Siluet itu terus bergerak dan sampailah pada ikatan rumput laut yang siap dipanen. Petani mulai memotong rumput laut yang telah berusia 35 hari.

Rumput laut menjadi gantungan hidup 200 keluarga di Banjar Sawangan, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Seusai dipanen, rumput laut dijemur dua hari untuk mendapat hasil maksimal. Rumput laut kering dijual Rp 5.600 per kilogram. Adalah petani Nyoman Koser yang memperkenalkan menanam rumput laut pada tahun 1987.

Warga yang tak kuat menahan rayuan dollar dari pariwisata terpaksa merelakan tanahnya yang berbukit kapur dan cadas dijual murah. Tanah itu pun berubah fungsi menjadi hotel dan vila bertaraf internasional tahun 2004.

Kini mereka semakin terdesak dan hanya bisa menanam rumput laut di sekitar tanah pura yang masih bertahan.

Teks dan foto: Agus Susanto

No comments: